Liburan menjelang hari raya Idul Fitri ini saya bertekad untuk menyelesaikan novel 9 dari Nadira karya Leila S. Chudori setelah 1.5 tahun tergeletak begitu saja di rak buku saya. Sebelumnya saya sudah berusaha untuk menyelesaikan novel ini di sela-sela kesibukan selepas pulang kantor, namun membaca novel kelas sastra ternyata membutuhkan energi lebih untuk masuk ke dalam jiwa novelnya.
Novel ini berisi 9 cerita pendek tentang Nadira, sejarah ibu dan bapaknya Kemala Yunus dan Bramantyo Suwandi yang bertemu saat masih sama-sama bersekolah di Amsterdam, cerita konflik Nadira bersama kedua kakaknya Nina dan Arya. Kematian Kemala karena bunuh diri tanpa ada yang tahu alasan pasti kenapa Kemala memilih sendiri tanggal kematiannya. Pernikahan Nina Suwandi dengan Gilang Sukma seorang seniman dan koreografer yang sudah menikah dan bercerai tiga kali. Pernikahan Nadira Suwandi dengan Niko Yuliar yang mampu menjadikan hidup Nadira menjadi merah jambu yang selalu bersemu setelah sebelumnya dunia Nadira selalu kelabu selepas kepergian ibunya. Di sisi lain ada Utara Bayu rekan sekantornya yang selalu ada saat Nadira membutuhkan kekuatan dan mencintai Nadira dalam diam.
Seperti biasa Leila S. Chudori mengemas novelnya dengan alur maju mundur dengan kemasan yang apik dengan menambahkan latar Amsterdam, New York, dan Kanada. Kehidupan jurnalistik dengan nuansa politik, ekonomi tahun 50an-90an juga menjadi bumbu dalam cerita di novel ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar