ADIKKU SAYAANG
Ini foto adikku. Namanya Nova Kurniawan, terlihat tegas dan kokoh ya?
Mungkin hal ini bisa terjadi karena selama tiga tahun bersekolah di SMA 3
Semarang dia mengikuti ekstra kurikuler PASKIBRA. Mulai dari menjadi petugas upacara 17
Agustus di Balaikota sampai menjadi pengibar bendera di Akademi Kepolisian
pernah dilakoninya. Sebenarnya aku tahu, masih ada keinginannya untuk
melanjutkan jenjang ke depannya di bidang militer, tapi takdir membawanya
kepada Program Studi Teknik Sipil dan Lingkungan di UGM. Tak mengapa, menjadi
insinyur juga menjadi salah satu impiannya, seperti ayahku.
Jujur, awalnya adikku bukanlah siswa yang pandai ataupun pintar. Saat masih
duduk di bangku kelas 2 SD IQnya hanya 90an. Bisa dibayangkan? Selain malas
belajar, adikku juga suka iseng ke teman-teman perempuannya. Lucu ya? J Sampai pada bangku kelas 4 SD ibuku memberikan les privat matematika ke
adikku. Guru yang mengajar adalah guru turun temurun dari kakakku ke aku
kemudian sampailah ke adikku. Muncullah bakat dan kemampuannya yang sebenarnya.
Nilai matematika dan IPAnya mulai menanjak. Bahkan sejak kelas 5-6 SD adikku
sering mengikuti perlombaan matematika untuk mewakili sekolah, walaupun belum
pernah berhasil membawa piala.
Saat mendaftar sekolah pun dia juga diterima di SMP Negeri nomor 1 di
Semarang, SMP Negeri 2 Semarang, almamater Ibu, Kakak, dan Aku J Prestasinya di sini biasa saja karena banyak teman yang lebih pandai dari
dia. Adikku adalah tipe orang yang diam-diam menghanyutkan, saat try out ujian nasional di sekolah dia
bisa menduduki peringkat ke-5 dari 300an murid. Jadilah adikku menjadi tempat
bertanya berbagai penyelesaian soal-soal oleh teman-temannya.
Usai Ujian Nasional adikku memberanikan diri untuk mendaftar ke SMA Negeri
3 Semarang. Sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional, SMA 3 menerapkan
prosedur tersendiri dalam penerimaan muridnya. Pendaftaran dimulai di awal dan
calon murid harus melewati beberapa tahap sampai akhirnya bisa diterima. Dan
adikku DITERIMA! Yah, dia memang lebih
pintar dan bagus nasibnya dari aku sehingga bisa diterima di sekolah yang dulu
aku dambakan ini.
Di SMA aku tidak begitu paham bagaimana sepak terjangnya karena harus
melanjutkan kuliah di luar kota. Aku hanya mengetahui tentang kegiatan PASKIBRA
melalui ceritanya saat aku pulang ke rumah. Namun satu hal, aku akui otaknya
memang sangat encer dia bisa menyelesaikan berbagai soal-soal matematika,
kimia, dan fisika itu dengan beberapa langkah. Dia tidak seperti aku yang tak
pandai di bidang IPA. Sampai sekarang pun dia juga menjadi tempat rujukan
teman-temannya dalam menyelesaikan berbagai soal yang sulit untuk diselesaikan.
Sekian dulu ya ceritanya. Thank You For Reading J